Halo semuanya, kembali lagi di sahretech. Pada kesempatan kali ini kita akan
belajar apa itu SDLC, fungsinya, tahapannya dan penjelasan tiap tahapannya.
Kamu yang kuliah IT wajib tau nih!. Ayo ikuti artikel lengkapnya di bawah ini.
Kuliah IT gak melulu tentang praktik, apalagi di awal-awal masuk kuliah.
Nantinya pasti kalian akan bertemu banyak sekali teori dan istilah-istilah
baru yang belum pernah kalian dengar sebelumnya, terkadang membosankan,
terkadang juga membuat otak semakin panas karena saking abstraknya penjelasan
dosen. Tapi hal-hal itu sebenarnya sangat penting, yaitu hal-hal fundamental
yang akan kalian perlukan nanti di dunia profesionalisme. Salah satu
contonyanya adalah tahapan dasar dalam pengembangan perangkat lunak atau yang
disebut dengan SDLC.
📰 1. Bagaimana cara google mengenal dan mengerti para penggunanya?
read more
|
📰 2. Cara Membuat Widget Pencarian Trending dengan Google Trends di
Blogger
read more
|
📰 3. Cara Mudah Membaca Google Trends Untuk Riset Internet Marketing
read more
|
Pengertian SDLC
SDLC adalah kepanjangan dari System Development Life Cycle, yaitu sebuah
siklus hidup dalam pengembangan sistem. Kalian bisa menyebutnya juga dengan
tahapan pengembangan sistem. SDLC digunakan untuk mengembangkan sistem agar
lebih rapi, terstruktur, terdokumentasi, dan sesuai yang diharapkan. SDLC
memiliki beberapa tahapan diantaranya:
1. Perencanaan (Planning)
2. Analisis (Analysis)
3. Desain (Design)
4. Pembangunan (Development)
5. Pengetesan (Testing)
6. Rilis (Release)
7. Perawatan (Maintenance)
Sebagian menjelaskan SDLC memiliki 5 tahapan, sebagian yang lain menjelaskan
SDLC memiliki 6 tahapan. Sejatinya semua hampir sama dan benar, hanya saja ada
tahapan yang digabung sehingga lebih ringkas menjadi 5 atau 6 tahapan. Jika
kalian masih merasa bingung, silahkan tanyakan langsung ke dosen kalian
masing-masing.
Di dunia profesionalisme hal ini sangat penting untuk diterapkan, apalagi
bekerja bersama tim untuk membangun program berskala besar. Jika hal ini tidak
diterapkan, sudah pasti program yang dibangun akan bermasalah di tengah jalan.
Sangat penting untuk mendefinisikan secara jelas tahapan demi tahapan, karena
tiap tahapannya akan saling berkaitan.
Fungsi SDLC
Seperti yang telah saya singgung di bagian atas. Bahwa salah satu fungsi
penggunaan SDLC adalah agar sistem yang dikembangkan menjadi lebih rapi,
terstruktur, terdokumentasi, dan sesuai yang diharapkan.
Masalah biasanya timbul di tengah jalan, lebih tepatnya pada tahap pembangunan
atau coding, alasannya karena perencanaan, analisa, dan desain tidak
dikerjakan atau dikerjakan tapi tidak maksimal. Sehingga programmer akan
kesulian membangun kebutuhan aplikasi atas persyaratan yang tidak jelas. Maka
jika fungsi-fungi SDLC diuraikan, akan menjadi:
1. Project lebih rapi dan terstruktur, karena tiap tahapannya
terdefinisi dengan jelas. Sehingga tiap anggota tim tahu tugas yang akan
mereka kerjakan saat ini dan setelahnya.
2. Project terdokumentasi, karena tiap tahapannya memiliki laporan
khusus. Laporan ini kita sebut dengan dokumentasi, yang mana dokumentasi ini
akan sangat berguna bagi tahap setelahnya.
3. Project tepat sasaran, karena dikerjakan secara rapi,
terdokumentasi, dan terstruktur. Sehingga tiap anggota tim mengerti apa yang
mereka harus kerjakan dan apa tujuan yang harus dicapai.
4. Project jadi lebih mudah dikerjakan, karena semua kebutuhan
terdokumentasi dengan jelas. Tiap anggota tim mengerti tugas mereka
masing-masing dan tidak perlu mencari data lagi untuk melengkapi data yang
telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya.
Tahapan-tahapan SDLC
1. Perencanaan (Planning)
Di tahap ini kalian akan menentukan/mendefinisikan secara jelas semua resource
bagi project yang akan kalian kerjakan ke depannya. Seperti memperkirakan
estimasi biaya, estimasi waktu pengerjaan, pemilihan anggota tim yang
dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan dan metodologi yang akan dipakai.
Semua resource harus didefinisikan secara jelas, karena semua data akan
diperlukan untuk tahap selanjuntya.
2. Analisis (Analysis)
Di tahap ini, tim mulai mempelajari atau menganalisa masalah bisnis yang
dihadapai, tujuan dan sasaran dari pengembangan sistem, dan kebutuhan
fungsional maupun non fungsional sistem yang akan dibuat. Tim dapat
mengumpulkan data dengan melakukan wawancara langsung dengan client,
observasi, kuesioner, atau mempelajari referensi yang sudah ada.
Hasil akhir dari tahapan ini dapat berupa deskripsi tentang masalah dan
solusinya, tujuan yang ingin dicapai, alur sistem yang berjalan, list
kebutuhan fungsional aplikasi yang mencakup seluruh aspek yang harus dapat
dilakukan oleh aplikasi, dan list kebutuhan non fungsional aplikasi yang
biasanya imporvisasi dari tim seperti tampilan, penggunaan konsep dan
teknologi.
3. Desain (Design)
Di tahap ini, semua data pada tahap analisa dituangkan ke dalam bentuk
diagram, bagan atau tools lainnya. Seperti flowchart, DFD, ERD, UML, dan
membuat tampilan interface aplikasi yang akan dibangun. Perlu diketahui, bahwa
pengumpulan data yang maksimal di tahap analisa akan memudahkan tim membuat
diagram dan bagan yang dibutuhkan.
Hasil akhir dari tahap ini adalah kumpulan diagram atau bagan dari seluruh
kebutuhan fungsional aplikasi pada tahap sebelumnya. Diagram atau bagan harus
didefinisikan secara jelas, jangan sampai programmer kesulitan membaca desain
yang dibuat.
4. Pembangunan (Development)
Di tahap ini aplikasi mulai dibangun sesuai dengan gambaran desain yang
ditentukan pada tahap sebelumnya. Ini adalah tahapan yang paling krusial,
karena aplikasi sudah mulai dibangun. Jangan sampai di tengah jalan terjadi
masalah yang membuat project harus diatur ulang. Hal seperti ini harus
diminimalisir dengan menentukan kebutuhan yang jelas pada tahap-tahap
sebelumnya.
5. Pengetesan (Testing)
Aplikasi yang dibangun harus melewati tahap uji coba, tahapan ini penting
untuk dikerjakan agar aplikasi yang dibuat tidak terdapat bug atau error. Di
aplikasi kecil, mungkin tahap ini sepele. Tapi untuk aplikasi besar tahap ini
jangan sampai dilewatkan.
Di tahap ini semua aktivitas akan dicoba. Mulai dari hal-hal kecil hingga
hal-hal besar sekalipun, mulai dari typo pada penulisan hingga prosedur yang
tidak dapat berjalan secara optimal. Layaknya produksi makanan pada sebuah
pabrik, aplikasi juga harus melewati tahap uji coba agar siap digunakan oleh
client.
6. Rilis (Release)
Setelah tahap testing berhasil dilewati, tibalah saatnya aplikasi yang kalian
bangun dirilis kepada client. Pada tahap ini, aplikasi yang sebelumnya berada
di lingkungan development dipindahkan ke lingkungan production. Jika kalian
membangun aplikasi berbasis web maka web tersebut harus bisa diakses oleh
publik secara online. Jika kalian membangun aplikasi android maka apk nya
sudah harus tersedia untuk diinstall atau tersedia di toko resmi seperti
playstore. Jika kalian membangun aplikasi desktop maka installernya juga harus
sudah tersedia untuk diinstall di desktop client.
Tidak hanya merilis, di tahap ini kalian juga harus menyiapkan panduan
penggunaan aplikasinya secara lengkap dengan manual book atau video
interaktif. Bahkan biasanya ada pelatihan khusus berisi cara pengoperasian
aplikasi yang kalian bangun.
7. Perawatan (Maintenance)
Aplikasi juga seperti bangunan, saat bangunan telah selesai dibangun maka
bangunan tersebut butuh perawatan. Saat ada atap yang bocor maka harus
diperbaiki, saat ada ubin yang pecah maka harus diperbaiki, saat ada kaca yang
pecah maka harus diperbaiki. Begitupun aplikasi, aplikasi harus terus dirawat
agar performanya tetap optimal. Jika ada bug maka harus diperbaiki, jika ada
tulisan typo maka harus diperbarui, jika ada data yang tidak digunakan maka
harus dihapus atau dipindahkan.
Masalahnya banyak orang mengabaikan hal ini terutama orang awam, mereka
menganggap bahwa saat aplikasi sudah selesai dibangun, aplikasi tersebut dapat
terus digunakan sepanjang waktu tanpa adanya perawatan. Tentu hal ini salah,
aplikasi juga harus dirawat agar terus optimal dan dapat digunakan.
Sekian artikel tentang pengertian SDLC, fungsi, dan penjelasan tiap
tahapannya. Semoga artikel ini bermanfaat. Jika ada yang ingin didiskusikan
silahkan tinggalkan pesan kalian di kolom komentar di bawah ini. Sampai jumpa
di artikel seru lainnya.
permisi kak mau tanya ini tahapannya referensi dari buku mana nggeh?
ReplyDeletesemua buku analisa dan perancangan sistem bisa dijadikan referensi, yg beda adalah penjelasannya saja. Saya tulis berdasarkan modul kuliah saya, dan saya simpulkan sendiri. thanks ya komentarnya :)
Delete